Selasa, 11 April 2017

SEEKOR KUCING DAN ANAK-ANAK SYIRIA


Ini tentang kepedulian, yang menjadi parameter masih beningnya hati dan sanubari kita. Pun ia adalah tolok ukur, sedalam apa iman dan ukhuwah tertancap di dada.

Suatu hari, sebagaimana diceritakan oleh Abdullah bin 'Umar RA, Rasulullah 'alaihis sholatu wassalam bersabda, "Ada seorang perempuan diadzab lantaran seekor kucing".

Aneh, bagaimana bisa ada seorang Muslimah akan diadzab di neraka, disebabkan oleh seekor kucing sahaja? Apa sebabnya? Dalam kelanjutan hadits riwayat Imam Bukhori dan Muslim tersebut, ada jawabannya.

"Perempuan itu mengurungnya sampai mati. Maka ia masuk neraka karenanya. Ia tidak memberinya makan dan minum. Ia juga tidak melepaskannya agar bisa makan dari serangga tanah", lanjut Rasulullah.

Mari sadari kembali, hari ini yang mati kelaparan bukan hanya seekor kucing. Ratusan bahkan ribuan anak-anak Muslimin di Syria sedang terancam meregang nyawa. Mereka terkurung oleh dentum bom dan peluru rezim Syi'ah Nushairiyah.

Jika sore ini putra-putri kita bermain penuh kegembiraan, kenyang dan berkelimpahan, bahkan tanpa rasa dosa kita mubazirkan, tidak demikian dengan mereka. Bocah-bocah polos tak berdosa itu sedang merintih kelaparan, mencoba mengais di jalanan, meski yang mereka dapat hanya rerumputan.

Memang, bukan kita yang menjadi penyebab terjadinya bencana kemanusiaan itu. Bukan kita. Namun, jika lisan kita terus membisu, raga tak tergerak membantu, hingga mereka semua terbujur kaku, apa beda kita dengan perempuan teradzab yang dikisahkan Rasulullah dahulu?

@hakimuddinsalim

0 komentar: