Minggu, 20 Desember 2015
عرض عن المنهج الإثنوغرافي وتطبيقاتها في مجال التربية والتعليم
Materi ini dipresentasikan di kelas Program Doktoral Tarbiyah Islamiyah, Universitas Islam Madinah, di bawah bimbingan Prof. Dr. 'Ali Ibrahim Zahrani. Untuk mendapatkan materi dalam format Power Point silakan click: http://www.slideshare.net/hakimuddinsalim/ss-56316725
Label:
Materi Power Point
Minggu, 13 Desember 2015
7 Pendapat Cemerlang Umar yang Direstui Al-Qur'an
Membaca kisah perjalanan hidup para
Sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum terasa seperti menyelam di telaga biru yang
jernih nan sejuk. Cerita penuh hikmah mereka begitu dalam menginspirasi jiwa-jiwa
yang dahaga suri tauladan. Salah satu telaga biru yang perlu diselami itu
adalah Umar bin Khattab. Seperti yang diriwayatkan oleh Hudzaifah, bahwa suatu
hari Rasulullah ‘alahis sholatu wassalam pernah bersabda, “Ambillah
teladan dari dua orang setelahku, yaitu: Abu Bakar dan Umar” (HR.Imam
Ahmad).
Ia adalah Abu Hafshah ‘Umar bin Al-Khattab
Al-‘Adawi Al-Qurasyi. Satu-satunya sahabat yang berani hijrah ke Madinah
secara terang-terangan itu, digelari Al-Faruq oleh Rasulullah ‘alaihis
sholatu wassalam. Dengan sangat lugas ia pilah kebenaran dan kebathilan.
Ia selalu berdiri tegak di sisi Al-Qur’an. Tegas menerapkan hukum-hukumnya,
tidak sudi untuk selangkah di belakangnya atau selangkah di depannya. Bukan
saja orang-orang kafir yang ketakutan tiap berhadapan dengannya, bahkan syetan
pun lari terbirit-birit jika berpapasan di jalan.
Umar lah pencetus dan pengusul utama
pembukuan Al-Qur’an. Ia juga Khalifah Rasyidah kedua yang menjadikan para
penghafal Al-Qur’an sebagai dewan penasehat dan majelis musyawarah
kekhalifahannya. Dalam majelisnya, seringkali Umar meminta Abu Musa Al-Asy’ari
untuk membacakan beberapa ayat sebagai pelipur dan pengingat.
Meski sangat menghormati para Ahlul
Qur’an, Umar tidak suka jika mereka mengharap dan menggantungkan hidup dari
orang lain. Sebagaimana dinukil Imam Nawawi dalam At-Tibyan, dengan
tegas Umar pernah mengatakan, “Wahai para penghafal Al-Qur’an, angkatlah kepala
kalian! Telah terbentang di hadapan kalian jalan menuju kemuliaan.
Berlomba-lombalah dalam kebaikan. Janganlah kalian menjadi beban bagi
manusia!”.
Namun demikian, sifat berani dan tegas
yang melekat kuat padanya tak menghalanginya untuk tertunduk menangis saat
membaca Al-Qur’an. Suatu hari, ketika Umar menjadi imam sholat Subuh dan
membaca surat Yusuf, ia menangis tersedu-sedu. Hingga lama-lama para ma’mum
di belakang tak mendengar suara yang biasanya keras itu. Tangisannya pun makin
menjadi-jadi saat sampai pada ayat, "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah
aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa
yang kamu tiada mengetahuinya" (QS.Yusuf: 87).
Pernah juga Umar menangis
sesenggukan saat membaca surat Al-Muddattsir ayat 8-10, “Apabila ditiup
sangkakala. Maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit. Bagi
orang-orang kafir lagi tidak mudah”. Setelah itu ia mengurung diri di rumah
beberapa hari. Orang-orang mengira Umar sakit parah karena tak pernah keluar
rumah. Di kedua matanya ada bekas hitam karena banyaknya menangis.
Mertua Rasulullah ’alaihis sholatu wassalam yang masuk Islam
lantaran dibacakan surat Thoha itu, juga pernah jatuh sakit selama satu bulan penuh
karena mendengar seseorang yang sedang qiyamullail membaca sebuah ayat, “Sesungguhnya
azab Tuhanmu pasti terjadi. Tidak seorangpun yang dapat menolaknya”
(QS.At-Thuur: 7-8).
Pada sisi lain, Umar sangat
menekankan ‘amal dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. Hal itu tercemin
dalam kata-katanya, “Ketika dulu kami menghafal sepuluh ayat dari Al-Qur’an,
kami tidak berpindah ke ayat berikutnya hingga kami mengamalkannya”.
Diriwayatkan bahwa untuk menghafal surat Al-Baqarah, Umar membutuhkan waktu
selama sembilan tahun. Yang demikian itu bukan karena ia sibuk, namun karena
ketelitian dan kedalamannya dalam memaknai dan mengamalkan apa yang ia hafal.
Hifdzul Qur’an bil qolbi wal ‘amal; menghafal Al-Qur’an dengan hati dan amalan. Mungkin pola
interaksi seperti itulah yang membuat Al-Qur’an begitu melekat pada lisan, hati
dan akal pikiran Umar bin Khattab. Jiwanya tercelup dengan kuat oleh shibghah
qur’aniyah, hingga yang keluar dari lisannya hampir selalu tepat dan
benar. Sampai-sampai Rasulullah ’alaihis sholatu wassalam pernah
bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala menjadikan Al-Haqq ada pada lisan
dan hati Umar” (HR.Imam Ahmad dan Imam Thabrani).
Bahkan Imam Suyuthi dalam Taarikh Al-Khulafa mencatat lebih
dari 20 (dua puluh) pendapat Umar yang direstui dan di-iyakan oleh Al-Qur’an. Yang
pertama, saat Umar usul kepada Rasulullah ’alaihis sholatu wassalam, “Wahai
Rasululullah, andai kita jadikan sebagian Maqam Ibrahim sebagai tempat
sholat?”. Maka turunlah surat Al-Baqarah ayat 125, “Dan ketika Kami jadikan
Baitullah tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. dan jadikanlah
sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat”.
Yang kedua tentang syari’at hijab. Ketika Umar merasa risih
melihat para istri Rasulullah ‘alaihis sholatu wassalam yang kadang
harus bertemu dengan berbagai jenis manusia; yang baik maupun yang buruk. Maka
Umar mengusulkan agar para Ummahatul Mu’minin itu menggunakan hijab agar
lebih terjaga. Lalu turunlah ayat tentang hijab atau yang
menyetujui pendapat Umar itu.
Yang ketiga, waktu Hafshah dan Aisyah sedang cemburu berat karena
madu yang sering dihadiahkan oleh Mariyah Qibthiyah, sampai Rasulullah harus
mengharamkan atas dirinya madu. Maka Umar mengatakan kepada Hafshah putrinya, “Jika
Nabi menceraikan kamu, boleh jadi
Rabb-nya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik
daripada kamu”. Maka turunlah surat At-Tahrim ayat 5, dengan redaksi kata yang
mirip.
Yang keempat, tentang pengharaman khamr (minuman keras).
Tatkala Umar berdoa kepada Allah, “Ya Allah, jelaskanlah kepada kami tentang khamr
dengan penjelasan yang memuaskan”. Maka turunlah ayat yang mengharamkan khamr
dan penjelasan mengenai madhorot yang diakibatnya dalam surat Al-Baqarah ayat
219.
Kelima, tentang larangan mensholatkan jenazah orang munafik. Saat
Rasulullah ’alaihis sholatu wassalam diminta untuk mensholatkan jenazah
Abdullah bin Ubay bin Salul, gembong munafiqun di Madinah.
Maka Umar bertanya kepada Rasulullah, “Apakah kita mensholatkan musuh Alloh, wahai Rasulullah?”. Lalu turunlah surat At-Taubah ayat 84,
yang melarang kaum Muslimin untuk mensholatkan jenazah orang-orang munafik.
Keenam, saat suatu ketika putra Umar masuk ke kamarnya, sedangkan
Umar masih tertidur. Kemudian Umar terbangun dan
merasa tidak nyaman dengan hal itu, maka ia berdoa, “Semoga Alloh mengharamkan
ia masuk”. Lalu turunlah ayat isti’dzan dalam surat An-Nuur ayat 58,
yang mengatur waktu dimana seorang budak atau seorang anak harus minta izin
terlebih dahulu sebelum masuk ke kamar orang tuanya.
Ketujuh, tentang perang Badar. Tatkala Rasulullah ’alaihis
sholatu wassalam mengadakan syuraa dan meminta pendapat para sahabat
sebelum perang Badar. Maka Umar mengusulkan agar pasukan Muslimin keluar
menyongsong kuffar Quraisy di lembah Badar. Rasulullah pun sepakat dan turunlah
surat Al-Anfal ayat 5 yang meng-iyakan hal itu.
Serta masih banyak lagi pendapat Umar yang mendapatkan muwafaqah
(persetujuan) oleh Al-Qur’an. Seperti kasus hadistul ifki, atau tentang tawanan
perang Badar, juga tentang zinanya dua orang yang lanjut usia. Termasuk tentang
permintaan Abu Sufyan untuk menyerahkan Rasulullah saat terdesak di perang
Uhud.
Juga tentang asbaabun nuzul (sebab turun) beberapa ayat
dalam Al-Qur’an, seperti surat Al-A’raf ayat 54, surat Al-Munafiqun ayat 6, surat
Al-Baqarah ayat 187, surat Al-Baqarah ayat 98 dan surat An-Nisaa’ ayat 65. Semuanya
menurut para ulama merupakan muwafaqah Al-Qur’an atas pendapat yang
diajukan Umar bin Khattab. Radhiyallahu ta’ala ‘anhu wa ‘anis shohabati
ajma’ain.
:: Artikel ini ditulis untuk rubrik Jejak Salaf Bersama Al-Qur'an di situs www.ibnu-abbas.com
Label:
Tulisan
Jumat, 11 Desember 2015
أسلوب الملاحظة في البحوث التربوية - عرض مقدم لمادة حلقة بحث
Materi ini dipresentasikan di kelas Program Doktoral Tarbiyah Islamiyah, Universitas Islam Madinah, di bawah bimbingan Syeikh Dr. Abdullah Abdul Hamid. Untuk mendapatkan materi dalam format Power Point silakan click: http://www.slideshare.net/hakimuddinsalim/ss-56074299
Label:
Materi Power Point
Langganan:
Postingan (Atom)